Delay does not make us deserve to be success!

Rabu, 22 Januari 2014

Melanjutkan Kemana Setelah SMA ?

Pertanyaan tersebut tentu terbersit di benak kalian begitu menyadari bahwa sebentar lagi kalian akan meninggalkan bangku SMA. Pertanyaan tersebut bukan hanya dari kalian saja. Setiap tahun pernyataan seperti di atas selalu mencuat di benak sebagian besar siswa saat menjelang menyelesaikan studinya di SMA. Hendak kuliah di Universitas mana dan memilih Fakultas serta program studi apa, adalah pertanyaan yang seperti musim, selalu berulang setiap tahun. Tak pernah absen. Menurut pengamatan sepintas, pertanyaan tersebut muncul karena kurangnya pengetahuan pada siswa SMA tentang segala sesuatu menyangkut fakultas atau program studi yang ada di perguruan tinggi. Mereka tak memiliki cukup informasi mengenai mata kuliah yang digeluto selama kuliah dan peluang kerja apa saja yang prospektif untuk mereka setelah menamatkan kuliah.

Nah, kurangnya pengetahuan ini mengakibatkan begitu banyaknya calon mahasiswa yang bingung dan salah memilih jurusan sehingga menyesal di kemudian hari. Bukanlah cerita baru seorang mahasiswa yang berhenti di tengah jalan karena merasa tidak cocok dengan program studi yang dipilihnya, lalu beralih ke program studi lainnya yang dirasa lebih cocok dengan pilihan hatinya. Bukan cerita yang asing pula seorang mahasiswa -karena berbagai pertimbangan- terpaksa  bertahan kuliah di program studi yang telah terlanjur dipilihnya. Dan, karena merasa terpaksa, semangat belajarnya tak begitu baik sehingga hasil yang dicapai pun pas-pasan, bahkan banyak diantaranya yang sangat jeblok.

Sejauh ini, tercatat ada tiga hal utama yang menjadi penyebab kesalahan pilih jurusan tersebut.

Pertama, pilihan ditentukan karena pengaruh teman. 
Jadi, karena tak punya cukup pengetahuan, calon mahasiswa hanya ikut-ikutan saat menentukan pilihan. Referensi utamanya ya itu tadi, obrolan-antar-teman yang sama-sama minim pengetahuannya. Biasanya sih berdasakan referensi seadanya mereka saling bersepakat untuk kuliah di jurusan yang sama dan perguruan tinggi yang sama agar bisa melanjutkan kebersamaan mereka ketika masih SMA.

Kedua, pilihan ditentukan oleh desakan orang tua atau keluarga
Kasus ini kerap terjadi pada keluarga yang kurang terbuka dalam memandang masa depan. Orang tua atau keluarga melihat masa depan dari kacamata mereka sendiri berdasarkan pengetahuan yang terbatas pula. Yang lebih parah, pada beberapa kasus, jurusan yang disarankan oleh orang tua kepada anaknya ternyata adalah karena obsesi si orang tua sendiri sebagai kompensasi atas kegagalan mereka di masa lalu. Memilih jurusan dengan cara ini, tentu akan membuat si anak yang merasa tersiksa mengikuti perkuliahaannya.

Ketiga, memilih fakultas dan program studi berdasarkan pertimbangan den gengsi
Dalam hal ini, pilihan dijatuhkan pada jurusan tertentu karena jurusan tertentu lebih didasari karena jurusan tertentu berada di universitas bergengsi. Tentu bukan suatu yang keliru memilih berkuliah di universitas bergengsi, sebab gengsi almamater sedikit banyak akan menentukan perjalanan karier di masa depan alumninya. Namun, jika pilihan semata-mata disandarkan pada pertimbangan tersebut, bisa jadi di kemudian hari, yang bersangkutan akan keteteran saat menjalani perkuliahan.

Program Studi Statistik

Bagi siswa kelas XII atau 3 SMA sekarang pasti pada bingung mau pilih jurusan apa di perkuliahan nanti. Simak yuk program studi yang satu ini..

Statistika adalah ilmu yang mempelajari metode pengumpulan dan pengolahan data untuk memecahkan suatu masalah. Jika kalian memilih program studi ini, kalian akan diarahkan untuk menguasain dasar-dasar statistika baik sebagai ilmu pengetahuan maupun sebagai metode. Kalian juga akan belajar tentang teknik pemasukan dan pengolahan data dengan komputer. Dengan pemasukan dan pengolahan tersebut kalian dapat merumuskan cara penyelesaian masalah-masalah industri, bisnis, pemerintahan, dan kemasyarakatan.

Ada beberapa bidang terapan di program studi ini, yaitu bidang Bisnis dan Ekonomi, Keuangan, Industri, Aktuaris, dan Komputasi.

  • ·         ILMU
Selama belajar di progam studi ini kalian akan banyak belajar ilmu-ilmu seperti Metode Statistika, Kalkulus, Logika Matematika, Aljabar Linier Elementer, Teknologi Informasi, Geometri Analitik, Analisis Data, Algoritma dan Pemrograman, Metode Survei, Probabilitas, Rancangan Percobaan, Basis Data, Analisis Regresi Teraapan, Komputasi Statistik, Himpunan, Program Linier, Pengumpulan dan Penyajian Data, Matematika Distrik, Teori Keputusan, Pengendalian Kualitas Statistik, Optimasi, Antrian dan Simulasi, Metode Numerik, Sistem Informasi, Metode Peramalan, Riset Operasi, Reliabilitas, Ekonometri, Runtun Waktu.


  • ·         PROSPEK LULUSAN
Selama ini, alumni program studi statistika banyak diserap di berbagai instansi antara lain perusahaan swasta, lembaga pemerintahan, TNI/Polri, BUMN, industry (elektronik, tekstil, makanan, minuman, farmasi, kertas), lembaga pendidikan, konsultan, badan penanaman modal, bursa efek, perbankan.


  • ·         KAMPUS
-          Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (Diploma) di Jakarta
-          Universitas Diponegoro di Semarang
-          Institut Pertanian Bogor
-          Institut Sepuluh November di Surabaya
-          Universitas Padjajaran di Bandung
-          Universitas Gajah Mada di Jogjakarta
-          Universitas Brawijaya di Malang
-          Universitas Hasanuddin di Makasar

Jumat, 03 Januari 2014

Apa bedanya statistika dengan Matematika?


Awalnya kita menganggap statistika dengan matematika adalah suatu hal yang sama. Namun, ketika di perguruan tinggi kita melihat jurusan Statistika dan Matematika yang berdiri secara terpisah maka timbulah pertanyaan “ Apakah Matematika ≠ Statistika ? ”

Sepertinya banyak orang pula yang bertanya-tanya hal tersebut. Sampai saat ini masih terjadi perbedaan pendapat apakah Statistika merupakah cabang dari Matematika ataukah merupakan Ilmu yang berbeda dari Matematika. Kalau kita lihat di Amrik sono, Matematikawan dan Statistikawan mempunyai wadah masing-masing, ada MAA (Mathematical Association of America) untuk matematikawan, ada ASA (American Statistical  Association) untuk Statistikawan.

“Matematika ialah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Objek dari matematika sendiri adalah konsep-konsep abstrak yang ada dikepala kita.”

Sedangkan

“Statistika ialah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data.”
“Statistics is the science of the collection, organization, and interpretation of data”

Apa sih perbedaannya?
Berikut liputannya :D

·         Pertama, statistika lebih menekankan kepada penalaran induktif sedangkan matematika cenderung menggunakan penalaran deduktif. Matematika dikatakan deduktif karena beranjak dari aksioma dan teorema sehingga memunculkan penalaran-penalaran, model-model dan bukti baru berdasarkan aksioma dan teorema yang telah ada sebelumnya. Statistika, dengan situasi yang sama dan data yang sama pula bisa memberikan cara menganalisis yang berbeda dan memunculkan kesimpulan yang berbeda pula. Hal itu membutuhkan penalaran induktif, bekerja dengan randomisasi/pengacakan, pengambilan kesimpulan yang sesuai dan menginterpretasi hasil yang didapat.

·         Kedua, matematika menyajikan abstraksi sedangkan statistika memberikan wawasan dengan penginterpretasikan situasi nyata. Matematika merupakan ilmu yang abstrak, pada awalnya mungkin terkesan nyata tetapi pada akhirnya matematika akan cenderung abstrak. Sedangkan statistika lebih cenderung ke kejadian nyata seperti untuk mengetahui berapa jumlah penduduk yang bekerja dan merasa puas dengan pekerjaannya, mengetahui jumlah prosentasi ikan yang ada di lautan, kita tidak bisa menggunakan perhitungan yang tepat karena kita hanya bisa mengkira-kirakan/menginterpretasikan dari contoh kecil yang didapat/diambil.

·         Ketiga, matematika dan statistika berbeda dalam penggunaan bilangan. Matematika melihat bilangan sebagai bagian dari operasi, generalisasi, dan abstraksi sedangkan statistika memandang bilangan yang dihubungkan dengan situasi nyata, sehingga penting dalam pembuatan pemodelan dan mengambilan penalaran serta keputusan.

Ada satu kata yang bisa kita garis bawahi yaitu: DATA . Jadi Statistika berurusan dengan mengumpulkan, menganalisa dan menginterprestasi data. Tentu saja alat untuk melakukan hal tersebut (mengumpulkan, menganalisa dan menginterprestasi data) adalah matematika. Nah..dari sudut pandang ini terlihat Matematika dan Statistik adalah 2 ilmu yang berbeda karena mempunyai objek study yang berbeda.

Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Dimana alat yang digunakan untuk melakukan hal tersebut adalah matematika. Dari sudut ini terlihat Matematika dan Statistika adalah dua ilmu yang berbeda karena mempunyai objek studi yang berbeda.

Selain itu, ada satu pertanyaan mudah yang mampu menjelaskan secara jelas perbedaan matematika dengan statistika:
                             1+1 = ?
Secara matematika, jawabannya sudah pasti 2 tetapi dalam statistika angka-angka itu belum tentu menghasilkan jawaban 2, karena dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya sehingga untuk mengetahui hasilnya perlu diadakan penelitian terlebih dahulu sebelum menarik kesimpulan. Jadi, matematika merupakan ilmu pasti sedangkan statistika sering dikaitkan dengan probabilitas. ^^

Nah..kalau begitu apakah seorang Statistikawan hanya berkutat, hanya ngurusi data?
Oh..tidak mereka tidak fokus ama data tetapi mereka justru fokus ama alatnya, alat untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterprestasi data. Para Statistikawan bertugas untuk mempelajari dan mengembangkan alat tersebut. Seperti yang sudah saya katakan alat tersebut adalah matematika. Oleh karena itu bisa dikatakan Statistika adalah cabang dari Matematika yang bertugas untuk merumuskan, merangkai bahasa Matematis menjadi alat pengolah data.

Nah..jadi Matematika dan Statistika mempunyai bahasa yang sama yaitu bahasa simbol dan logika, bedanya statistika topiknya adalah data sedangkan matematika topiknya adalah bahasa simbol dan logika itu sendiri.

Dengan kata lain Matematika dan Statistika, serupa tapi tak sama.